Social Icons

Pages

09 June, 2013

Tanda Tangan vs Hanko (Inkan)

Di Jepang tanda tangan hampir tidak berlaku. Sebagai gantinya mereka menggunakan Hanko; semacam stempel bertuliskan nama diri atau institusi. Yang suka nonton film silat mandarin klasik pasti pernah melihat adegan raja membubuhkan cap kekaisaran di sebuah dokumen kan, nah itulah yang disebut hanko, cuma saja hanko yang dipakai raja tsb adalah hanko versi super. Kebanyakan terbuat dari batu giok ukuran jumbo, lengkap dengan ukiran-ukiran rumit khas kerajaan, dan tulisannya pun susah dibaca saking seninya. Kok referensinya film mandarin sih? Karena pemakaian hanko di Jepang memang diadop dari China, sama seperti sistem tahun Jepang.
Hanko berdasar pemakaian dibedakan beberapa jenis:

  1. Jitsuin : Sifatnya sangat resmi dan harus diregistrasi di kantor walikota. Biasanya digunakan untuk kepentingan yang berkekuatan hukum, seperti jual beli rumah; kendaraan; dll.
  2. Ginkoin: Digunakan untuk urusan perbankan dan diregistrasikan di bank.
  3. Mitomein: Digunakan untuk keperluan sehari-hari dan tidak perlu registrasi.
Nama yang tertulis pada hanko biasanya nama keluarga saja. Karena nama keluarga di Jepang sifatnya umum, maka hanko untuk keperluan harian mudah ditemui di toko-toko, bahkan di toko serba 100yen juga menyediakan banyak pilihan.
Hanko
*gambar diambil dari ni.wikipedia.org
Hanko kebanyakan terbuat dari kayu dan plastik. Tetapi untuk level tertentu ada juga yang terbuat dari batu (giok), gading, tulang dll. Bentuknya bervariasi, yang paling umum bundar, diameter 8-18mm dengan panjang 6cm. Ada juga yang oval ataupun kotak. Adapun pilihan font-nya juga bermacam-macam. Dari yang bentuk sederhana hingga klasik mirip kaligrafi dan susah dibaca.

Karena semua dokumen resmi di Jepang mewajibkan penggunaan hanko, maka orang asing yang tinggal disana diharuskan untuk memilikinya. Cuma saja hanko untuk orang asing menggunakan huruf katakana Dan nama yang tertulis adalah nama singkat. Misalnya nama lengkap Isabella Cantika Putri Kirana, yang akan dibuat jadi cap hanko cukup salah satu saja, berhubung permukaan hanko tidak akan muat menampung semuanya :)

Sebenarnya orang Jepang juga mengenal signature, pada paspor misalnya. Tapi anehnya tanda tangan orang Jepang harus bisa dibaca dengan jelas. Persis seperti menulis nama biasa. Berbeda kan dengan kita, yang bikin tanda tangan seseni dan seruwet mungkin supaya orang lain tidak bisa meniru. Malah terkadang ada yang menambahkan angka atau simbol tertentu di dalam tanda tangannya :)
Saya punya pengalaman saat tinggal di Jepang. Suatu hari saya menerima kiriman paket dan harus tanda tangan (karena hanko dibawa suami), tapi oleh petugas pos tanda tangan saya ditolak karena tidak bisa dibaca. lhooo!! :) Akhirnya sejak saat itu kalau diminta tanda tangan, saya hanya menuliskan nama saya apa adanya. Daripada sudah capek corat coret tapi ternyata ditolak hehe.

Pemakaian hanko saat ini tidak hanya untuk keperluan tanda tangan saja, tapi sudah meluas kemana-mana. Bermacam karakter lucu, simbol, tulisan-tulisan template seperti arigatou gozaimasu, yoroshiku onegai shimasu, dll juga banyak tersedia dalam bentuk hanko instan. Maksudnya hanko instan adalah hanko yang sudah mengandung tinta, jadi tidak perlu membawa bantalan spons dan tinta kemana-mana. Mungkin dengan alasan praktis dan lucu dilihat, maka variasinya semakin merebak.

Satu kelemahan hanko adalah dari segi keamanan. Kalau tidak hati-hati menyimpan akan segera berpindah tangan dan menciptakan peluang penyalahgunaan oleh pihak lain.
Nah, pilih hanko atau tanda tangan saja ya ? ;)

0 comments:

Post a Comment