Social Icons

Pages

09 June, 2013

Serba Serbi Toilet di Jepang

Toilet dalam bahasa Jepang disebut benjo (便所), tapi istilah ini sudah jarang ditemui. Sebaliknya mereka lebih banyak menggunakan istilah toire (トイレ), serapan dari kata toilet. Pada tempat umum istilah toilet sering diperhalus menjadi otearai お手洗い(area cuci tangan) atau keshoushitsu 化粧室(tempat dandan). Persis seperti pemakaian kata 'kamar kecil' dalam bahasa Indonesia atau 'rest room' dalam bahasa Inggris.
Orang Jepang menganggap toilet sebagai area kotor sehingga perlu dipisah dari kamar mandi, yang dianggap area bersih. Walaupun demikian, jangan dibayangkan kondisinya akan jorok, bau bin dekil ya. Orang asing yang baru pertama kali masuk ke toilet rumah orang Jepang mungkin saja akan menyangka kalau itu adalah ruang pajang mini :) Karena tidak sedikit orang Jepang yang menghias ruang toiletnya dengan sangat ciamik.

Contoh toilet rumah
Toilet cover set yang cantik dengan motif disesuaikan musim, aneka pajangan dan hiasan lucu, foto, bunga, wangi-wangian, bahkan terkadang dilengkapi dengan set audio. Kok bisa? Hampir semua toilet rumah adalah toilet duduk, dan karena letaknya terpisah dari kamar mandi serta pemakaian tissue sebagai alat pembersih, maka sangat memungkinkan toilet Jepang selalu berada dalam kondisi kering. Kertas tissue-nya pun jenis larut air, jadi setelah digunakan tinggal dibuang ke dalam toilet, praktis dan bersih. Tiap toilet biasanya dilengkapi dengan instalasi listrik, bisa digunakan untuk washlet (lihat dibawah) ataupun peralatan listrik lainnya. Kemudian, karena dianggap area kotor maka tiap toilet dilengkapi dengan sandal khusus toilet.

Di tempat umum seperti pusat perbelanjaan, gedung pemerintahan, layanan sosial, bandara dll biasanya tersedia 3 jenis ruangan toilet: toilet pria, wanita dan toilet khusus penyandang cacat. Toilet pria tidak terlalu berbeda dengan toilet yang ada di Indonesia.
Tempat duduk anak dalam toilet
(picture from google)

Sedang toilet wanita biasanya dilengkapi juga dengan area batita. Yang berfungsi untuk keperluan ganti diaper bayi dll. Di tiap ruang toilet juga dilengkapi dengan tempat duduk anak, jadi sang ibu bisa melaksanakan kebutuhannya dengan nyaman dan tenang. Karena seperti yang kita ketahui di Jepang tidak mengenal pembantu rumah tangga, jadi kemanapun ibu pergi mau tidak mau harus membawa serta buah hatinya. Maka tidak heran bila banyak tempat yang menyediakan fasilitas untuk ibu dan anak, diluar kepentingan ke kamar kecil.


Toilet untuk penyandang cacat
Toilet untuk penyandang cacat bisa dibilang suatu penghargaan tersendiri, selain fasilitas-fasilitas khusus di jalan raya dan lainnya. Desain ruang sangat memikirkan kenyamanan penggunanya. Pintu dengan pegangan lebar dan dapat dibuka dengan mudah, lampu yang menyala secara otomatis, ruangan lebar sehingga pengguna kursi roda bisa bergerak leluasa, tombol emergensi, petunjuk dalam huruf braille, dan perangkat-perangkat khusus lainnya yang memudahkan pemakainya. Salut!

Toilet di Jepang ada dua jenis, toilet jongkok atau  washiki toire 和式 トイレ (gaya Jepang) dan toilet duduk atau  youshiki toire 洋式 トイレ(gaya barat).


WASHIKI TOIRE 和式 トイレ (toilet gaya Jepang) 
Perbedaan antara washiki toire atau toilet jongkok Jepang dengan Indonesia:
Toilet Jongkok Jepang
1. Bentuknya cenderung kotak memanjang, dengan tutup berbentuk setengah kubah di bagian ujung yang menutupi lubang.
2. Sistem flush
Toilet di Jepang semua sudah memakai sistem flush, termasuk toilet jongkok.
3. Arah hadap
Kebalikan dengan kebiasaan di kita, orang Jepang menggunakan toilet membelakangi pintu. Alasan pertama mungkin karena di bagian ujung terdapat tutup kubah, sehingga kalau jongkok tidak sesuai instruksi atau berbalik arah maka bisa dipastikan tubuh bawah kita akan terbentur dengan atap kubah :). Alasan kedua adalah karena praktis. Tuas flush dan tissue biasanya ada di bagian belakang, sehingga kita tidak perlu membalikkan badan lagi untuk menarik tuas ini. Alasan ketiga untuk menghindari pandangan orang yang tidak sengaja menerobos masuk ke dalam.
Contoh cara pakai toilet jongkok di Jepang
Toilet umum yang berada di lokasi yang banyak dikunjungi orang asing, biasanya terdapat instruksi cara pakai dalam bahasa Inggris, China dan Korea. Mungkin karena orang asing banyak yang salah hadap kali ya ;)

4. Hanya menyediakan tissue tanpa air
Hal ini merupakan salah satu hal yang paling menyusahkan orang kita saat berada di Jepang. Sehingga banyak yang kemana-mana selalu berbekal air dalam botol untuk berjaga-jaga bila terpaksa harus ke toilet. Bahkan ada perusahaan yang sengaja membangun dormitory dengan toilet yang dilengkapi bak air, untuk mengakomodir kebutuhan para trainee-nya yang berasal dari anak perusahaan di Indonesia.
Oh iya, tidak semua toilet umum menyediakan tissue. Toilet umum di stasiun kereta tidak menyediakan tissue gratis tapi harus membeli sendiri di mesin dispenser yang terdapat di area pintu masuk toilet.
Tapi, menyangkut urusan bayar membayar, selama tinggal disana saya belum pernah menemukan ada toilet yang memungut iuran :)

YOUSHIKI TOIRE 洋式 トイレ(gaya barat)
Toilet dengan wastafel
Semua rumah di Jepang hampir bisa dipastikan memakai toilet duduk. Saat ini ada berbagai inovasi untuk memenuhi kebutuhan dan kenyamanan pemakainya. Misalnya ada toilet yang juga berfungsi sebagai wastafel.  Diatas bagian bak penampung terdapat pancuran untuk cuci tangan, dimana air akan keluar setiap toilet di flush. Air tersebut akan masuk ke dalam bak penampung dan digunakan untuk flush berikutnya. Ini merupakan salah satu inovasi dalam upaya penghematan air.

Selain itu dipasaran juga banyak tersedia washlet, alat tambahan dengan fungsi segudang. Washlet dijual terpisah dari badan toilet. Bentuknya serupa tutup toilet karena memang dipasangnya di atas toilet menggantikan tutup toilet asli. Panel pengatur ada yang jadi satu dengan alat, ada juga yang terpisah ditempel di dinding. Semua dilengkapi dengan huruf braille.
Fungsi utamanya adalah siram air kecil, air besar, lengkap dengan pengatur volume, suhu air dan posisi nozle. Lalu ada juga fungsi penghilang bau dan penghangat dudukan untuk di musim dingin.
Washlet
Selain fungsi dasar diatas, ada washlet yang dilengkapi dengan suara buatan untuk menyamarkan bunyi aktifitas di dalam toilet, misalnya suara tiruan siraman air atau sekedar suara gemerisik saja. Fungsi ini banyak digunakan di toilet umum, khususnya toilet wanita karena para wanita Jepang cenderung menutupi suara saat mereka di dalam toilet dengan flush atau mengguyur air terus menerus. Dengan inovasi ini diharapkan pemborosan air seperti itu bisa berkurang.
Pada washlet kelas mahal, terdapat sensor di bagian tutup yang membuat tutup toilet bisa membuka dan menutup sendiri. Panel pengaturnya pun dilengkapi dengan tampilan LCD.
Harga washlet bervariasi tergantung kelengkapan menu dan merk. Terakhir saya di Jepang, washlet bisa didapat mulai harga Y18.000 an. Bagaimana, tertarik menggunakan washlet? Bisa saja, asal voltasenya disesuaikan dan toiletnya jenis kering ya supaya jangan sampai terjadi korsleting :)

0 comments:

Post a Comment